Jendela #2
Jendela di sampingku menunjukkan pemandangan yang berganti-ganti tiap menitnya. Baru saja tadi terlihat sawah yang luas hijau dengan para petaninya yang sedang mengemasi rantang makanannya bersiap untuk pulang. Kemudian berganti dengan rumah-rumah yang saling berhimpit dengan anak kecil yang bermain bola di depan pintunya. Lalu sekarang jalanan luas dan panjang yang sepi oleh kendaraan dengan langit yang beranjak senja. Indah sekali semburat oranye, merah dan bahkan ungu yang saling menyela. Tujuku kali ini adalah mencari suasana baru untuk tidak membiarkan rasa itu tumbuh lagi,irasional. Namun apa yang kudapat? Kembali berebut masuk seperti angin yang kurasa dari pendingin dalam kereta ini. Tujuku kali ini adalah mendinginkan otakku agar tak terus menerus memikirkanmu,irasional. Tapi apa yang terjadi? Semakin penuh isi kepalaku olehmu. Ternyata memang benar, sesulit ini berhenti merasakan adamu.