Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2016

Jendela #2

Jendela di sampingku menunjukkan pemandangan yang berganti-ganti tiap menitnya. Baru saja tadi terlihat sawah yang luas hijau dengan para petaninya yang sedang mengemasi rantang makanannya bersiap untuk pulang. Kemudian berganti dengan rumah-rumah yang saling berhimpit dengan anak kecil yang bermain bola di depan pintunya. Lalu sekarang jalanan luas dan panjang yang sepi oleh kendaraan dengan langit yang beranjak senja. Indah sekali semburat oranye, merah dan bahkan ungu yang saling menyela. Tujuku kali ini adalah mencari suasana baru untuk tidak membiarkan rasa itu tumbuh lagi,irasional. Namun apa yang kudapat? Kembali berebut masuk seperti angin yang kurasa dari pendingin dalam kereta ini. Tujuku kali ini adalah mendinginkan otakku agar tak terus menerus memikirkanmu,irasional. Tapi apa yang terjadi? Semakin penuh isi kepalaku olehmu. Ternyata memang benar, sesulit ini berhenti merasakan adamu.

Jendela

Jendela di depanku menunjukkan pemandangan yang paling kusukai. Perkotaan di bawah sana, jembatan padat dan kendaraan ramai berlalu lalang. Jauh di sana terbentuk siluet gunung yang mengelilingi kota ini. Di atas tergntung awan-awan putih yang saling menyatu menutupi langit biru cerah pagi ini. Aku kembali menulis, menumpahkan kenangan manis dan ingatan miris. Berbekal kertas dan bolpoin ungu, kembali kutuliskan kamu. Yang jelas-jelas kembali mencuri hati walaupun berusaha kuhindari. Yang kutahu menarik perhatian, walaupun kenyataannya tidak demikian. Yang memenuhi semua mimpi, walaupun tidak mungkin aku miliki. Terimakasih, irasional. Telah kembali menjadi kemungkinan yang selalu aku beri semoga.