Jendela

Jendela di depanku menunjukkan pemandangan yang paling kusukai. Perkotaan di bawah sana, jembatan padat dan kendaraan ramai berlalu lalang. Jauh di sana terbentuk siluet gunung yang mengelilingi kota ini. Di atas tergntung awan-awan putih yang saling menyatu menutupi langit biru cerah pagi ini. Aku kembali menulis, menumpahkan kenangan manis dan ingatan miris. Berbekal kertas dan bolpoin ungu, kembali kutuliskan kamu. Yang jelas-jelas kembali mencuri hati walaupun berusaha kuhindari. Yang kutahu menarik perhatian, walaupun kenyataannya tidak demikian. Yang memenuhi semua mimpi, walaupun tidak mungkin aku miliki. Terimakasih, irasional. Telah kembali menjadi kemungkinan yang selalu aku beri semoga.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)