perbedaan

beberapa surfer sudah bersiap di bibir pantai dengan papan surfingnya. kata ayah ombak hari ini bagus, makanya banyak surfer yang sudah bersiap-siap. aku adalah anak seorang surfer kondang, tetapi aku tidak memilih menjadi surfer. aku adalah seorang fotorafer handal. sekarang aku ada di pantai sambil menenteng kameraku. setiap ada surfer yang beraksi di atas ombak, segera ku potret agar hasilnya dapat kuberikan pada surfer itu lagi.

seorang surfer sedang beraksi melawan ombak, ia sangat jago mengendalikan papan surfingnya, itu ayahku. aku segera mengangkat kameraku dan memotretnya. setelah beberapa kali jepretan, aku beralih kepada seorang surfer perempuan yang kayaknya baru saja belajar, itu adikku. ia masih belum menguasai surfing dengan benar, tapi ia bisa. dengan rajinnya ia selalu belajar setiap hari.

semua anggota keluargaku adalah surfer, ayahku, kakakku, bahkan adikku. sementara ibuku adalah seorang pengusaha peminjaman papan surfing untuk turis-turis yang datang ke kota kami. hanya aku saja yang berbeda, aku tidak bisa memasak, juga surfing, tapi untuk mengendalikan kamera, aku sangat jago. pernikahan kakakku, akulah yang memotret dia dan suaminya untuk kenang-kenangan.

saudara saudaraku bingung apa yang ada di pikiranku sehingga aku menyukai fotografi padahal aku terlahir di keluarga surfer. bahkan tetanggaku yang suka gosip mengatakan bahwa aku
bukanlah anak kandung ayah ibuku. sebelum aku seperti ini, aku sempat tertekan untuk beberapa minggu, tak berani keluar rumah, tak berani berbicara kepada orang lain selain keluargaku. ayah ibuku bingung, kenapa aku menjadi down seperti ini, padahal setiap hari aku selalu ceria. sampai sekarang pun ayah ibuku tidka mengerti kenapa aku bisa down sampai berminggu-minggu seperti itu.

di 3 minggu pertama, aku benar benar kesal. aku hanya ada di kamar, keluar jika waktu makan tiba. korden jendela kamar kututup aku tidak ingin tetanggaku yang tukang gosip itu menyebarkan yang tidak benar lagi. 1 minggu setelahnya, aku hanya ada di samping kolam ikanku, memandangi ikan lele hitam diantara ikan koi bermacam macam warna. dari situlah aku merengungi, bahwa perbedaan tak seharusnya membuat aku down. perbedaan seharusnya malah membuat aku dikenal, membuat aku bangga, membuat aku senang dan bahagia. berdiam diri bukanlah akhir dari masalah perbedaan ini, seharusnya aku malah bangga dan berbuat lebih baik dari apa yang bisa kuberbuat ..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)