kamu

terpaan asap knalpot, memaksaku untuk menarik jaketku ke wajahku. aku sudah berada di tengah zebra cross, di belakangku berseliweran mobil dan sepeda motor, dan di depanku, berpuluh-puluh truk lewat membuatku takut untuk melanjutkan acara menyebrang. tiba-tiba tanganmu yang dibalut sweater biru, menggamitku dan memapahku untuk menyebrang. baru aku tersenyum, belum sempat mengucapkan terima kasih, kamu sudah menghilang entah kemana sambil melempar-lemparkan topimu ke udara. aku hanya bisa melihat bayanganmu dan merasakan debu yang kau hasilkan dari langkahmu. begitu aku merasakan getar di rokku, aku langsung mengambil handphoneku dan membaca sms darimu. kamu menasehatiku untuk selalu mencari barengan saat menyebrang dan tak lupa menawariku untuk diantar pulang dengan sepeda motor matic hitammu itu. tentu saja aku menolak, aku tidak ingin kamu kerepotan mengantarku karena rumahmu yang tidak sejalur denganku. selang beberapa menit, kau sudah memberi pesan singkat untukku, memastikanku sudah sampai rumah. ya tentu saja belum, kamu tahu sendiri kan, betapa macetnya jalan menuju rumahku di jam-jam pulang sekolah. lalu, kamu berkata seharusnya aku menerima tawaran diantar pulangmu tadi. kamu menyombong, kamu tahu jalan pintas menuju rumahku. hahaha, aku tertawa karena, aku yang sudah 13 tahun tinggal di sana lebih tahu jalan disana dibandingmu. kamu, yang rumahmu di antah berantah sana, sok tahu. kamu membalas pesan singkatku dengan tawaan juga, lalu mengingatkanku untuk melaksanakan shalat. kamu bagaikan alarm untukku, kamu selalu mengingatkanku untuk melakukan kewajibanku, dan semoga aku dimatamu juga seperti itu. kamu bagaikan kakakku sendiri yang selalu menjagaku dari apapun, tak mau aku kesakitan. kamu adalah apapun bagiku. kamu..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)