dia-aku

dia: pagi ini, tak kulihat senyuman di wajahmu seperti biasanya. tak ada tawa-tawa bahagia dari tenggorokanmu. yang ada hanyalah langkah gontai dari ujung ujung sepatumu dan betapa buruknya rambutmu. entah apa yang terjadi padamu hari ini atau hari kemarin. bisa-bisanya kamu tidak terlihat sempurna. padahal setiap hari, bedak tipis selalu terpoles di wajahmu, rambutmu selalu terikat rapi atau tergerai indah. langkah kakimu selalu terlihat ringan dan ceria, dari bibirmu tersunggingkan senyum dan tawa-tawa bahagia selalu hadir diantara tubuh kecilmu yang, biasanya tertutupi badan temann-temanmu yang lain. apa sih yang terjadi padamu? aku tidak tahan dengan sikapmu. mungkin, sebingkai senyumku bisa menular padamu.

aku: mendengar cerita itu, rasanya nafasku berhenti sejenak. keringat dingin mengucur deras. tega. dulu, kupikir kamu adalah orang baik, tapi apa? kamu cuma bisa ngeliatin dari jauh, sambil senyam-senyum. kemarin, aku berharap senyum itu buat aku. tapi sekarang aku berharap itu buat orang lain. dengan keadaan seperti ini, aku berdoa semoga nggak ada yang ngganggep aku, supaya semakin parah penderitaanku. tapi nggak mungkin, sahabat-sahabat terbaikku, langsung mengelilingiku. biasanya, aku yang mendengarkan mereka, mungkin kali ini mereka yang harus mendengarkan aku. sometimes the girl who always been there for everyone else, need someone to there, for her.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)