Dia Aku

DIA: kenapa kok kamu berbuat begitu? sebal? padaku? maaf, maaf. aku bukan seorang yang sanggup menepati janji. aku tahu semuanya. tentang informasi yang kaudapat daari temanmu. itu bohong. aku berkata seperti itu, untuk menutupi saja. nama itu, hanya khayalku saja. aku bahkan tidak yakin apakah ada yang bernama seperti itu, di sana. maaf ya. aku tidak bermaksud apa-apa

AKU: mulai sebal dengan tingkahmu. lagakmu. layaknya kamu penguasa saja. layaknya kamu seorang pemimpin bangsa tukang korupsi saja. hari ini, aku berhasil meluapkan emosiku padamu. kamu yang menghalangi jalanku, dengan sukses kubentak kasar. kulihat sekilas wajahmu sedikit kaget dan sedikit sebal. mau apa? mengajak aku ngobrol saja tidak berani. masak berani memarahiku? terserahmulah apa maumu. aku capek

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)