Sore ini aku melihat pelangi. Melengkung angkuh dengan auranya yang menyerbak. Aku ingin menjadi pelangi. Yang tetap sombong menentang hujan. Tidak pedulu dengan datangnya yang terlambat, tidak peduli dengan warnanya yang semakin lama semakin pudar. Setidaknya dia pernah menunjukkan dirinya dan menunjukkan dia ada. Aku ingin seperti itu, bukan aku, tapi kita. Kita selalu berada di belakang. Bersembunyi di balik otak-otak pintar, di antara rupiah-rupiah yang dibuang. Padahal jika mereka tau, kita ini berbeda. Seperti warna-warna pelangi di antara rintik hujan yang abu-abu. Banyak, sama semua. Sudah terlalu lama kita membiarkan diinjak dan tidak pernah dianggap. Kita adalah pelangi. Ingat kawan, pelangi. Jangan pernah mau lagi dipandang sebelah mata, diberi dengus cerca dan ejek hina. Percayalah, kita adalah pelangi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)