Abu-abu yang Melupakan Biru

Hai s, lama tidak bertemu denganmu. Terakhir, kala di kantin smp dulu, seragammu sudah berwarna abu-abu, kurang lengkap karena kamu melupakan sweater biru, tetapi kita hanya saling melirik dipenuhi rasa ragu tuk mengadu.

Lewat karanganku ini, aku ingin mengucapkan terimakasih. Atas pelajaran tentang.hati yang kau beri.
Aku tidak pernah merasa penantianku sia-sia, karena pada akhirnya kamu yang memberi pelajaran mengenai setia. Kamu jugalah yang memberiku pikiran, bahwa menunggu pasti berakhir bahagia. Entah bahagia dengan yang kita tunggu atau dengan sosok baru.

S, pernahkah aku berkata aku berhenti menunggumu? Pernahkah aku berkata aku melepaskanmu? Terkadang, dalam diam aku berharap, namamu muncul menjadi pengisi hariku. Aku juga sempat berharap ulangtahun mu kemarin dapat membawaku kepada obrolan, seperti saat ulang tahunku tahun lalu, tetapi tidak. Sampai sekarang s, melihatmu atau bahkan hanya sekedar mengobrol lewat dunia maya dapat mengembalikan kupu-kupu dalam perutku. Yang masih sama seperti dulu, belum terhapus.

Aku hanya lupa, lupa berkata bahwa aku tidak memiliki batas dalam menunggu siapa pun. Bukannya tidak memiliki batas, aku tidak tahu apa batasku dalam menunggu. Aku hanya percaya pada satu hal, menunggu tidak pernah sia-sia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)