Kemarin aku berjalan sendiri, dengan ditemani bulan yang tersenyum sepi. Aku menuju ke sana, tempat kita pernah mengadu kata. Aku masih mengingat semuanya, canda, amarah atau hanya sekedar cerita jenaka. Aku ingin mengadu kata denganmu lagi, irasional. Mendengar kalimat demi kalimat yang keluar dari mulutmu dan merekamnya baik-baik untuk kusimpan dalam hatiku. Entah kenapa, irasional, aku ini sangat tidak bersyukur. Padahal kamu sudah meluangkan waktumu hanya untuk mengirimiku pesan singkat. Entahlah, aku hanya ingin mencari inspirasi yang lama-lama meredup darimu. Aku masih tidak ingin, tempatmu sebagai inspirasiku dapat terganti dengan...... Entahlah.
Diary of Mid-20 Girl (Part 5)
Selamat pagi! It's been, I don't know 4-5 months since my last post. Sudah melewati banyak hal, salah satunya..... my birthday! I am twenty five y.o now, ternyata begini ya rasanya hahaha kayak gak kerasa apa-apa sih, cuma yah doa-doa dari orang yang mengucapkan selamat ulang tahun kurang lebih berbeda dari tahun-tahun yang lalu. Sekarang lebih ke "dimudahkan dan diberi kekuatan menghadapi kehidupan di umur segini" and i'm pretty agree. Hidup ga akan lebih mudah ketika sudah menginjak umur segini, lebih banyak tanggung jawab dan rencana-rencana besar juga harus tetap menyeimbangkan inner peace. Salah satu perubahan besar yang aku sadar dengan jelas adalah, anytime seseorang say or do something yang menyakitkan untuk diri kita, there must be a reason why they do that. Dulu, aku selalu sebel setiap cerita tentang kayak gitu, Renzo selalu kasih alasan "mungkin dia gitu.... mungkin dia gini...." kayak kenapa sih harus ada excuse, ya kalo nyebelin nyebelin a
Komentar
Posting Komentar