Tentang satu tahun lalu

Selamat pagiiiiiii :) soo sudah lama sekali nggak posting karena nggak sempet:( mau nonton drama aja ngga sempet gimana posting /cry/ tapi yaaa nggak papaaa kan enak jadi nggak gabut ahaha. By the way dari kemaren kepikiran tentang kuliahan, lebih tepatnya jalur-jalur masuk ke kuliah. Aku ngga pernah nyeritain ini sebelumnya di sini, karena aku nggak pingin dipandang ya nggak-nggak, dan bikin orang suudzon sama aku. Tapi sekarang, i will tell you all what exactly happen, cuma untuk sharing pengalaman aja. And there's no other reason than that.
Let's start. Jadi, i can say, aku sangat sangat sangat beruntung karena bisa masuk lewat jalur snmptn. Tapiiiii, yang banyak orang nggak tau, caraku untuk 'memperjuangkan snmptn' ini nggak cuma ongkang-ongkang kaki lalu dapet ucapan "selamat anda blablabla". Nope. Memang, belajarku nggak banyak dan aku jauuuuuh di bawah kalian pengetahuannya karena belajarku cuma sebatas UN aja. Jujur, aku nggak pernah nyentuh buku sbmptn sama sekali. Yang pernah aku pelajarin cuma soal-soal untuk tes pkn-stan aja, dan itupun nggak yang nggetu bener-bener niat. Dan sedikit soal-soal untuk utul ugm yang juga nggak dipelajari dengan niat. Jadi ya memang, aku mengakui kalo pengetahuan dan kemampuanku jauuuuuuuuuuuuuuh di bawah kalian. Karena dulu aku bener-bener fokus sama belajar un, yang sebenernya lebih penting kalo aku fokus sbmptn aja kan? Tapi yaah that's me.
.
Terus apa dong maksutnya memperjuangkan snmptn? Jadi begini, dari kelas 1 sma aku kepinginnnnnnn banget untuk bisa kuliah bisnis internasional yang cuma ada di ub dan unpad. Dan kalo nggak salah, waktu itu yang punya keinginan sama kayak aku ada 2 orang. Dan karena yah masih kelas 1 sma, nggak ada yang namanya kepikiran punya nilai rapot bagus untuk snmptn dan lain sebagainya. Bahkan di semester 1 aku dapet peringkat 18 dari 20. See, how fucked i am? Dan nilaiku di semester-semester selanjutnya alhamdulillah meningkat tapi nggak yang cemerlang buagus dapet A semua, ya enggak. Buiasa aja wes. Buiasa pol. Aku baru sadar bahwa nilai rapot itu penting, di semester 5 di mana itu semester terakhir nilai rapot dibutuhkan. And it didn't help so much. Nilaiku tetep buiasa ae. Tapi aku terus mikir optimis buat lewat snmptn aja. Pertama, aku bukan tipe orang yang cepet belajarnya, i'm hard on focus on something, dan aku super takut nggak bisa belajar sbmptn dengan waktu semepet itu. Kedua, kalo memang snm sbm nggak keterima semua, aku tau bapak punya jatah buat anaknya bisa keterima di ub, tapi aku nggak mau. Bukan sok suci. Tapi karena aku pingin kuliahan ini dengan perjuanganku sendiri, karena ini untuk jangka panjang. Kalo dari masuk aja udah dibantuin orang lain, gimana nanti kelanjutannya?
.
Akhirnya, i choose to give up dengan keinginanku masuk binter karena saingannya lebih dari satu maka kesempatan snmptn juga akan berkurang, terus aku juga sadar diriku sendiri apa bakal kuat karena setelah baca kurikulumnya it's quite hard. Apalagiii dengan kelas ips yang cuma 1, 25 orang, jadi bisa diatur kan keinginan jurusannya biar nggak ada yang tabrakan dan makan lahan temen sendiri. Terusss, hidupku berubah sejak aku tes psikologi untuk nentuin jurusan kuliah ahaha. Kan setelah tes disuruh nulis jurusan apa yang kita kepengen, naaah aku cuma pure iseng nulis pariwisata ugm di pilihan ketiga. Daaaan hasilnya adalah, saya cocok kuliah di pariwisata ahaha. Terus aku bilang lah sama bapak ibu kalo mau masuk pariwisata ugm. Terus bapak menunjukkan kalo nggak setuju, ibu juga kayak yang meragukan apa aku bisa hidup sendirian sejauh itu. Terus takpikir-pikir iya juga. Dan gimana-gimana ridho orang tua yang paling penting kan. So i search more and i find pariwisata ub, dan langsung disetujui sama bapak ibu. Bapak ibu sama sekali nggak meremehkan this jurusan pariwisata dan nggak ragu sama sekali mau jadi apa aku nantinya. Yang padahal sebagian besar orang memandang jurusan ini cuma hore-hore, kuliah nggak serius. Tujuanku kuliah adalah: belajar ilmu yang aku suka, yang nggak bikin aku terbebani, yang bikin aku seneng untuk kuliah dan merasa i choose the right jurusan. Jadi aku memutuskan untuk milih pariwisata ub. Terus gimana caranya berjuang snmptn?
.
Jujur, aku bukan orang yang taat. Sholat bolong-bolong, jarang berdoa, setelah sholat langsung ngacir, ya gitu-gitu itulah. Tapi di kelas 3 sma ini, i found the need of myself to pray, to ask to God. Aku tahu sangat-sangat tidak sopan, karena aku datang, aku berdoa, aku meminta karena aku butuh saja. Aku datang setiap istighosah, aku rajin bangun jam 3 pagi untuk sholat tahajud lanjut sholat subuh nggak pernah telat, walaupun di rumah dan tidak berjamaah. Aku rajin sholat 5 waktu entah di sekolah, di rumah, atau sedang keluar ke mall sekalipun. Aku berdoa di setiap sholatku buat masuk snmptn pariwisata ub. Setiap doaku selalu berisikan masuk snmptn pariwisata ub. Maha Baik Allah. Keinginanku benar-benar dikabulkan, padahal aku sudah sangat tidak sopan dan kurang ajar karena hanya datang saat butuh dan lupa saat semuanya telah terpenuhi. Dan di sini, aku percaya dengan kekuatan doa, aku percaya dengan kekuatan ikhlas dan taat beribadah. Setelah lulus snmptn aku juga merasa sudah disadarkan sama Allah tentang keharusan untuk taat beribadah dan kemudahan-kemudahan yang akan selalu aku dapat kalo aku taat sama Tuhan. Dan beginilah aku sekarang, i found myself lebih taat dari sebelumnya dan iya, hidupku jadi lebih mudah dan tertata dengan baik. Ini hal yang paling bikin aku bersyukur karena disadarkan Allah di umur yang baru segini (fyi, aku nulis ini sambil nangis ahaha).
.
Intinya, dalam berjuang snmptn ini aku bahkan sudah mengubah diriku sendiri. Yang biasanya males2an aku paksa buat bangun pagi sholat terus belajar. Di sekolah, di mana-mana pun rasanya ada beban kalo belum sholat dan yang lain-lain yang bikin hidupku lebih terasa lancar dan mudah. Untuk metode dan strategi belajar, aku cuma ada 1. Yaitu jangan pernah maksa. Kalo udah ngantuk ya tidur, kalo udah merasa capek ya istirahat dulu. Selama ini aku belajar nggak pernah yang begadang sampek mata panas gitu, karena ya percumaa. Se nggetu apapun kalo udah capek otak nggak bakal nerima. Lebih efektif kalo tidur terus besok pagi-pagi bamget belajar. Pasti masuk itu ilmunya kan masih fresh otaknya. Jadi itu yang sebenernya terjadi satu tahun lalu. Menurutku, belajar itu penting, tapi juga jangan sampek lupa ibadah dan doanya. Percuma kalo kita belajar tau semuanya tapi lupa ibadah. Percuma juga kalo kita ibadah rajin, taat tapi nggak belajar bisa bahaya kalo kita dapat paham-paham agama yang sekarang banyak dibengkokkan (tidak menyindir siapapun). Pokoknyaaaa jangan lupa ibadahnya dan jangan lupa juga belajarnyaaaaa. Hope you all get to catch your dream ;)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)