Aku cukup melihatmu sejenak. Berdua saja, walau diam. Merasakan adamu di sampingku. Menatap awan yang sama, merasa angin yang sama. Aku cukup mengetahui kabarmu dari media sosial. Dengan menebak-nebak maksud dari apa yang kamu utarakan. Jika kamu bertanya, apakah aku rindu padamu? Tidak. Aku melihatmu setiap kali aku duduk diam dan mendengar beberapa lagu favoritku. Aku melihatmu setiap membaca novel lama yang sudah ku hafal jalan ceritanya. Jika kamu bertanya, apakah aku masih mengingatmu? Tidak. Kamu selalu ada saat kedua mulutku merapalkan doa seusai sholat. Kamu selalu ada setiap aku mencoba menulis. Jika kamu bertanya, apakah aku memintamu kembali? Tidak. Kamu pasti kembali entah kenapa dan apa yang ada di pikiranmu. Irasional, bukan?
Diary of Mid-20 Girl (Part 5)
Selamat pagi! It's been, I don't know 4-5 months since my last post. Sudah melewati banyak hal, salah satunya..... my birthday! I am twenty five y.o now, ternyata begini ya rasanya hahaha kayak gak kerasa apa-apa sih, cuma yah doa-doa dari orang yang mengucapkan selamat ulang tahun kurang lebih berbeda dari tahun-tahun yang lalu. Sekarang lebih ke "dimudahkan dan diberi kekuatan menghadapi kehidupan di umur segini" and i'm pretty agree. Hidup ga akan lebih mudah ketika sudah menginjak umur segini, lebih banyak tanggung jawab dan rencana-rencana besar juga harus tetap menyeimbangkan inner peace. Salah satu perubahan besar yang aku sadar dengan jelas adalah, anytime seseorang say or do something yang menyakitkan untuk diri kita, there must be a reason why they do that. Dulu, aku selalu sebel setiap cerita tentang kayak gitu, Renzo selalu kasih alasan "mungkin dia gitu.... mungkin dia gini...." kayak kenapa sih harus ada excuse, ya kalo nyebelin nyebelin a
Komentar
Posting Komentar