Diary of a Mid-20 Girl (Part 4)

Selamat pagi! Been a long-long time, awal tahun kemarin lumayan sibuk semester akhir dan tugas-tugas juga UASnya, kemudian ngegas bikin proposal dan seminar sebelum puasaan. Alhamdulillah rencana-rencananya masih sesuai, dan sekarang udah masuk ke puasaan. Diawali dengan beberapa hari awal ramadhan aku belum bisa puasa karena haid, tapi hopefully membuat bolong puasanya gak sebanyak itu yah hehehe karena udah haid dari sebelum puasaan. Hmm ada satu hal yang ingin sekali aku ceritakan, menyangkut being a woman, tapi it's not a really good story, lebih ke cerita buruk, jadi i'm sorry if it will ruin your day better not read it. 

Jadi, beberapa hari lalu, salah seorang teman di kuliah magister, membuat fotoku menjadi sticker whatsapp tanpa consent dariku. I don't even that close to him, cuma sekelas aja dan konsentrasi yang diambil sama. Malam itu aku nggak melihat sama sekali grup angkatan karena ya kukira mereka hanya ngobrol-ngobrol sendiri. Ternyata salah satu dari mereka mengirim sticker berisi fotoku (yang mereka ambil dari feeds Instagram) padahal gak nyambung sama sekali dengan obrolan mereka, tiba-tiba muncul aja tuh sticker wajahku. Pagi hari, salah satu teman bilang kalo fotoku dipakai sticker, dan ketika lihat fotoku ada di sana, diedit, dengan caption juga, ada dua perasaan yang aku pelajari, satu adalah marah. I'm swear if they in front of me when I see that, I will just punch them in the face, tanganku panas, wajahku panas. Dan perasaan yang kedua adalah sedih, aku ingin nangis. How come aku sedang diam-diam saja, nggak berkata apa-apa di grup, bahkan tidak membaca grup, tiba-tiba muncul fotoku, jelas ingin nangis sekencang-kencangnya. 

Yang aku lakukan pertama, tarik nafas, ambil screenshot semua chat, langsung chat Renzo dan tanya ini harus diapakan. Dia bilang untuk private chat si pengirim bilang kalau gak suka sesopan dan sekalem mungkin. And I did it. Di chat pertama si pengirim bilang bahwa bukan dia yang bikin sticker, I don't even care, he is the one who send it. Aku terbawa emosi di chat itu, sedikit "melabrak" walau kata-katanya masih sopan, dia langsung minta maaf dengan masih memanggil aku "Non" yang gak tau panggilan itu dia pilih-pilih sendiri. Sudah sedikit adem, tapi kok masih mengganjal. Karena dia bilang yang bikin bukan dia, akhirnya melalui dia aku minta tolong untuk bilang ke si pembuat bahwa itu gak sopan dan gak semua orang mau fotonya dibikin sticker. Aku juga bilang bahwa terserah kalian mau bikin aku lucu-lucuan di grup kalian aku gak peduli, hanya tolong jangan dibawa-bawa ke grup angkatan. Dia langsung minta maaf lagi dengan menyebut nama lengkapku. Setelah itu sudah aku rasa sedikit lega, apalagi setelah cerita ke beberapa temanku, ibu dan juga mbak. Semua sepakat bahwa yang aku lakukan benar dan aku berhak untuk marah dan tidak nyaman. Agak siang, si pengirim ternyata membuat konten di story nya, masih ketawa-ketawa tanpa ada rasa salah. Darahku mendidih lagi. I know I shouldn't. Aku cuma mengeluarkan statement di storyku bahwa aku ga akan pernah lupa dan sudah mengetahui bahwa dia orang yang seperti itu, melakukan segala hal untuk tidak berurusan dengan mereka lagi dengan block sosial media mereka. Tapi masih tidak tenang, ada rasa sebal yang tidak mudah untuk hilang, sampai akhirnya Renzo pun turun tangan untuk "ngajak kenalan" mereka di Instagram, yang langsung dijawab salah satunya dengan minta maaf lahir batin lalalala. 

Dari situ I know something. They wouldn't afraid nor feels wrong when I approach them, but a different story if A MAN facing them. Fck them. Saya perempuan dan tidak ada alasan bagi mereka untuk tidak takut pada saya. Ketika saya membawa laki-laki baru mereka meminta maaf, bahkan katanya sampai mengadakan "rapat" dan menjawab ajakan kenalan Renzo di waktu yang sama (yang artinya mereka diskusi dulu, harus diapakan). On top of that, I know that I don't want to meet them ever again. Untuk tahu mereka orang seperti apa, aku harus melalui a hard way, but now I know. Pesan untuk teman-teman perempuanku, ketika merasa tidak nyaman dengan apa yang dilakukan orang lain (terlebih laki-laki); SAY IT. Bilang ke mereka kalau tidak nyaman, confront them. Walaupun mungkin rasa sebal dan tidak puas masih ada, seperti apa yang aku rasakan sekarang, tapi at least aku sudah confront mereka dan mereka sudah tahu aku orang seperti apa, so they wouldn't mind to touch me ever again. Lucky some of them already graduate, jadi aku sudah nggak usah berurusan sama mereka ketika ke kampus. Hhhh ada-ada aja, sebelum ramadhan malah bikin orang marah aneh juga. 

But yeah, life will be like that. Banyak hal-hal di luar ekspektasi dan bukan hal bagus semua, pasti ada hal jelek juga. Yaaaah, let's just make it clear to don't ever make people photos as Whatsapp sticker without their consent, it's just didn't sit right on my mind and might humiliate the owner of the photos. Tapi rasa sebal dan emosi udah mulai terurai salah satunya dengan menulis ini, so.....well...have a good day ahead! Oh, selamat berpuasa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Diary of Mid-20 Girl (Part 5)

Perkara cafe-cafean (Jilid 5)